www.tataislam.com -Senandung cinta senantiasa ku persembahkan kepada Sang Pencipta.
Dialah yang menganugerahkanku pembendaharaan cinta, hingga aku sanggup menjaga diri dari angkara. Tak lupa ku haturkan shalawat rindu kepada Sang Pembaru, pemilik energi cinta, yang mengubah kegelapan menjadi cahaya; murka menjadi rela; benci menjadi cinta. Duhai calon suamiku Izinkanlah aku menulis beberapa bait surat cinta yang selama ini tersimpan dalam relung hati.
Siapa pun dirimu, aku yakin bahwa engkau adalah kado terbaik yang digariskan Allah dalam takdir cintaku.
Di sini aku berusaha menjaga diri, agar tak tercemari penyakit hati.
Menantimu dalam kesucian, diterangi lentera cinta Maha Penyayang.
Sebagai perempuan, aku memang tak sempurna.
Tapi aku bertekad, menjadikanmu suami bermartabat. Seorang suami yang menjadi teladan bagi istri.
Seorang suami yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi segala.
Seorang suami yang menuntunku ke ‘pintu surga’. Seorang suami yang menjadi sosok gagah, yang menjadi ayah bagi anak shalih-shalihah.
Wahai calon suamiku Sejauh ini, alhamdulillah aku masih dianugerahi energi dari Maha Pemberi untuk senantiasa menjaga diri.
baa juga ; percakapan Nabi MUHAMMAD dengan iblis.
Aku harap kau di sana diberi kekuatan untuk menjaga diri. Memang semua ini berat.
Di saat teman-taman sebayaku, dengan bangga mengumbar aurat, bergaul bebas, berfoya-foya, bersenang-senang tanpa batas agama, aku masih mampu menahan diri.
Kadang mereka mencercaku sebagai perempuan sok suci, maryam modern, tapi aku tak menanggapi. Bukankah Sang Maha Pemilik Kasih dan Sayang menegur hambanya untuk berkata Salam (keselamatan) pada mereka yang dianggap jahil. Setiap hari aku berdoa semoga engkau baik-baik saja di sana. Menjalani titah Sang Pencipta untuk menjadi mujahid dakwah.
Wahai calon suamiku Kelak ketika aku berada dalam pangkuanmu, jadikanlah aku seperti ibunda Khadijah, yang mampu memberi ketenangan batin, di saat suami sedang prihatin.
Jadikanlah aku seperti ibunda Aisyah yang menjadi qurrata a`yun (penyejuk hati) pada setiap derap langkah cintamu.
Di sini aku berusaha menjadi Maryam, yang senantiasa menjaga kesucian diri. Bila takdir ilahi mempertemukan kita dalam sebuah jalinan cinta, aku berharap kamu cinta pertama dan yang terakhir.
Akan ku ukir selalu, namamu dalam lembaran hatiku. Sekarang aku berusaha mempersiapkan hari yang bahagia itu.
Aku harap kamu baik-baik di sana.
Menjaga diri dengan irama cinta Sang Maha Penyayang. Wahai calon suamiku Di akhir bait ini kan kutulis bait puisi sebagai tanda cinta yang kan kujaga hingga tiba saatnya: Sebenarnya cinta Demikian membuncah Membakar jiwa Sedang ku tersadar Bahwa Kau belum halal Untukku Sejatinya cinta Demikian menggelora Mengobar hati Sedang ku teringat Bahwa Kau belum halal Bagiku Ku mencoba bersabar Menunggu Hingga cinta sejati Halal menghampiri Ku mencoba bersabar Menanti Hingga cinta murni Halal mendekati Sangat ku berharap Bahwa itu Adalah Cinta-Mu Demikian surat cintaku.
Aku harap Allah mencatatnya dalam lembaran lauhil mahfudh yang nantinya akan kau baca ketika takdir cinta memperjumpakan kita.
EmoticonEmoticon