Kamis, 07 Desember 2017

NAMA BAYI LAKI LAKI ISLAM TERBAGUS.




Allah SWT telah memberikan tuntunan kepada keturunan Adam untuk memberikan nama pada anak, sebagaimana Allah telah memberi nama “Yahya” kepada putra Nabi Zakariyya ‘alaihis salam yang akan dilahirkan. Allah Ta’ala berfirman:
“Hai Zakariyya, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang serupa dengannya.” (QS Maryam: 7).
Adapun nama-nama yang disunnahkan untuk diberikan kepada sang anak adalah sebagai berikut:
Pertama Nama Berdasarkan Hadis Nabi
Abdullah dan Abdurrahman adalah nama yang sangat dicintai oleh Allah untuk diberikan kepada sang anak. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan Muslim dalam Kitab Shahihnya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:


إِنَّ أَحَبَّ أَسمَائِكُمْ إِلَى اللَّهِ عَبدُاللَّهِ وَ عَبدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.”(HR. Muslim no. 2132).
Nama tersebut adalah nama terbaik, sampai-sampai di kalangan para sahabat terdapat lebih kurang 300 orang yang bernama Abdullah.Subhanallah.
Kedua Sebagaimana Nama Nabi dan Rasul
Muhammad atau Ahmad,
 Adam, 
Idris, 
Nuh, 
Hud,
 Saleh,
 Ibrahim, 
Ismail, 
Ishaq, 
Luth, 
Ya’qub, 
Yusuf, 
Syu’aib, 
Musa,
 Harun, 
Daud,
 Sulaiman,
 Ayyub,
 Yunus, 
Zakaria, 
Yahya, 
Isa, 
Ilyas,
 Ilyasa’, 
Dzulkifli, 
Khaidir.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki akhlak yang paling agung dan memiliki amalan yang paling bersih. Mudah-mudahan dengan memberi nama seorang anak dengan nama nabi atau pun rasul dapat mengenang mereka juga karakter dan perjuangan mereka.
Ketiga. Nama Orang-Orang Shalih
Abu Bakar, Umar, Usman, Ali (Khulafaaur Rasyidiin), Zaid bin Harits, Salman Al Farisi, Bilal, Khalid bin Walid, Mu’adz bin Jabbal, Anas bin Malik, Abu Dzar Al Ghifari, Abu Ubaidah, Al Miqdad bin Amr bin Tsa’labah, Bara’ bin Malik, Fudhail bin Iyadl At Tamimy, Khobbaab bin Al-Art, Zaid bin Haritsah, Mu’adz Bin Jabal, Mush’ab Bin Umair, Utbah bin Ghazwan, Abdullah Bin Mughaffal, Abdullah Bin Malik, Ubai bin Ka’ab, Hudzaifah
Nama-nama di atas adalah beberapa dari golongan sahabat Nabi yang tidak diragukan lagi keshalihannya. Mereka senantiasa mengikuti jejak-jejak yang telah ditinggalkan oleh Rasulullah.

Kelima. Nama Menurut Maknanya


Dianjurkan juga untuk menamai anak dengan nama yang memiliki arti yang mulia dan bermakna baik. Seperti Harits (orang yang berusaha) dan Hammam (orang yang berkeinginan kuat).Diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang dha’if dari Abu Wahb al-Jusyami bahwasannya nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Pakailah nama para nabi, nama yang paling dicintai Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman, yang paling benar adalah nama Harits dan Hammam dan yang paling jelek nama Harb dan Murrah.” (HR. Abu Daud dan An Nasai

Minggu, 19 November 2017

ETIKA KETIKA MEMBACA AL-QURAN

Al-quran merupakan mu`jizat terbesar yang Allah titipkan kepada Rasulullah SAW sebagai bingkisan termulia dan terindah untuk ummatnya.Kelebihan yang tersimpan dalam kemulian nya yang begitu banyak hingga tak sanggup diungkapkan dengan kata-kata, sehingga setiap ayat bahkan setiap hurufnya tak luput dari balasan kebaikan yang begitu besar dari Sang Khaliq.
Nah lho! Oleh karena kesucian dan kemuliaan yang terkandung dalam al-quran tersebut, mengharuskan kita untuk menghormati dan menjaga adab,tidak hanya ketika memegang,membawa,bahkan hingga membacanya pun diiringi dengan adab yang baik.
Oleh sebab itulah penulis kali ini akan berbagi sedikit mengenai adab-adab dalam membaca al-qur an biar bikin kita lebih khusyu` dan tambah banyak pahala nya, semoga saja ini bisa bermanfaat bagi Antum semua.

Adab-adab membaca al-quran:

1.IKHLAS
Ikhlas berada dalam urutan pertama dalam segala macam ibadah tidak terkecuali membaca al-qur an.Karena tanpa keikhlasan dan ketulusan dalam hati untuk membaca nya hanya karena Allah Swt semata,maka segala amalan kita akan ditolak,ujung-ujung nya ya malah gak dapat pahala apapun.
2.BERWUDHU
Membaca dalam keadaan suci adalah syarat utama bahkan menjadi kewajiban dalam membaca al-qur an bahkan memegang nya pun  tidak luput dari keadaan suci.Ini menandakan betapa terjaga kesucian nya hingga membaca nya pun harus dalam keadaan suci.

3.MEMBERSIHKAN MULUT DENGAN BERSIWAK
Mulut yang menjadi media utama dalam membaca al-qur an pun tak luput dari keadaan bersih.Salah satu nya adalah membersikan mulut dengan kayu siwak,hal ini dikarenakan kelebihan kayu siwak dalam hal membersihkan mulut tak diragukan lagi dan terbukti secara ilmiah keampuhan nya dalam menjaga kesegaran mulut.Kelabihan lain dari kayu siwak adalah memperlancar lidah dalam membaca al-quran.

4.MEMBACA DENGAN PELAN
Membaca al-quran dengan pelan mempunyai arti tersendiri,dimana dalam bacaan yang pelan kita dapat menghayati makna dan meresapi keelokan dari al-quran itu sendiri.
Nah!inilah sebagian dari sekian banyak nya adab-adab membaca al-quran yang mampu penulis hadirkan untuk Antum semua,semoga saja bisa bermanfaat.

Sabtu, 18 November 2017

NASEHAT NABI MUHAMMAD SAW BAGI YANG ENGGAN MENIKAH



Menikah merupakan sunah Nabi Muhammad SAW yang pelaksanaannya sangat dianjurkan bagi umat Islam. Bahkan Nabi 

baca juga 9 wasiat Nabi Muhammad

pernah melarang sahabat yang berniat untuk meninggalkan nikah agar bisa 

baca juga;menikah dengan perempuan ini

mempergunakan seluruh waktunya untuk beribadah kepada Allah, karena hidup membujang tidak disyariatkan dalam agama.
Suatu ketika ada tiga rombongan datang bertamu ke salah satu istri Rasulullah SAW

baca juga ; poligami dalam mazhab syafii

 menanyakan tentang ibadah sunah yang dikerjakan oleh beliau. Setelah rombongan tersebut merasa cukup dengan jawaban dari istri Nabi tersebut.

baca juga ; hukum memberi salam pada perempuan.

Kemudian mereka yang tergabung dalam rombongan tersebut saling memandang. Salah satu diantara mereka melempar pertanyaan, "Manakah Ibadah sunah Nabi Muhammad SAW  yang telah kita kerjakan, yang ibadah tersebut dapat mengampuni dosa-dosa kita baik yang sudah lampau maupun dosa yang akan datang"
Salah seorang yang tergabung dalam rombongan pertama menjawab, "Aku telah sholat sepanjang malam".

baca juga;wanita yang tidak layak di nikahi


"Aku telah berpuasa sepanjang tahun dan tidak pernah berbuka" sahut orang yang tergabung dalam rombongan kedua.
Salah seorang yang tergabung dalam rombongan yang ketiga pun tidak mau ketinggalan perihal ibadahnya.
"Aku telah menjauhi wanita, dan aku tidak mau menikah selamanya,” jelasnya.
Tiba-tiba Rasulullah SAW mendatangi kerumunan tiga rombongan dan berkata,"Kalian telah berkata begini dan begitu, tapi demi Allah aku adalah manusia yang paling takut kepada-Nya. Oleh karena itu, salah berpuasa, sholat, tidur, dan menikah. Barang siapa yang tidak suka dengan sunahku (nikah), maka bukan golonganku".

baca juga; hukum undangan pesta perkawinan

Untuk itu, manusia disyariatkan untuk menikah. Pernikahan adalah suatu peristiwa yang fitrah, dan sarana paling agung dalam memelihara keturunan dan memperkuat hubungan antar sesama manusia yang menjadi sebab terjaminnya

baca juga kelebihan menikah dengan gadis perawan

 ketenangan cinta dan kasih sayang...menikah lah soudara ku...sebagaimana yang telah kita ketahui carilah kekayaan dengan menikah...semoga yang telah menikah diberi mawaddah warahmah dan hasanah...amin.

baca juga ; tentang islam

Jumat, 17 November 2017

JANGAN SOK LEBIH BAIK DARI YANG LAIN



Ketika Ibrahim bin Adham sedang berjalan di tepi pantai. Dengan  tanpa sengaja, matanya melirik sepasang kekasih sedang berduaan dengan begitu mesranya. Terlintas di benak sufi ini bahwa sepasang manusia itu sedang dimabuk cinta. Bukan hanya mabuk cinta, ternyata mereka juga sedang mabuk dalam arti yang sesungguhnya. Terlihat di sekeliling mereka beberapa botol minuman mabuk, terdapat bekas botol yang baru saja selesai dikosongkan isinya. Beberapa saat, Ibrahim bin Adham terkesima dengan pemandangan yang dia lihat sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia berpikir betapa musykilnya sepasang manusia ini, bermaksiat sedemikian mudahnya, seakan tak ada dosanya bagi mereka.Tiba-tiba dalam jarak beberapa meter di depan mereka, gelombang laut mengganas menerjang pinggiran pantai. Menghanyutkan sesiapa yang berdekatan, tak pandang bulu. Beberapa orang berusaha berdiri, berenang, dan berlari menjauh ke arah daratan. Sebagian mereka bisa melepaskan diri dari terjangan ombak. Namun nahas, lima lelaki tak kuasa dan langsung diseret gelombang. Seketika, lelaki mabuk yang sedang bermesraan di pinggir pantai itu berlarian menuju ke arah lima orang yang hanyut. Ia berusaha menarik satu-persatu lelaki yang hampir terbawa arus itu. Ibrahim bin Adham yang melihat kejadian itu hanya bisa tercengang, berdiri mematung di tempatnya. Antara tercengang dengan kejadian yang terjadi begitu cepat di depan matanya dan juga tidak bisa berenang.Sementara si lelaki ini begitu cekatan berlari dan berenang. Tak membutuhkan waktu lama, si pemuda mabuk tadi berhasil menyelamatkan empat orang. Kemudian ia kembali. Namun tidak kembali ke perempuan yang tadi sempat ditinggalkan sejenak, lelaki ini justru menuju ke arah Ibrahim bin Adham. Belum terjawab kebingungan Ibrahim bin Adham, tiba-tiba saja, ia mengucapkan beberapa kalimat, padahal Ibrahim bin Adham tidak bertanya sepatah katapun.“Tadi itu aku hanya bisa menyelamatkan empat nyawa saja, sementara kau seharusnya menyelamatkan sisa satu nyawa yang tidak bisa aku selamatkan.”Belum selesai kebingungan Ibrahim bin Adham, lelaki ini melanjutkan, “Perempuan yang di sebelahku itu adalah ibuku. Dan minuman yang kami minum hanyalah air biasa.” Ia memberikan alasan. Seolah ia mampu membaca semua apa yang dipikirkan oleh Ibrahim bin Adham.Kejadian sederhana itu mampu menyadarkan sang ulama terkenal, Ibrahim bin Adham. Seketika itu hati beliau dipenuhi sesal dan taubat. Lelaki yang sempat dianggap ahli maksiat itu ternyata jauh lebih baik dibandingkan beliau yang terkenal ahli ibadah kepada Allah. Kejadian itu begitu membekas dalam hidup Ibrahim bin Adham hingga wafatnya. Jika seorang Ibrahim sang Sufi saja bisa terjebak dalam perangkap itu, bagaimana dengan kita manusia akhir zaman?Betapa seringnya kita berada di posisi menjustifikasi manusia. Atas sedikit fakta yang kita ketahui tentang cuplikan kehidupan seseorang, kita menuduhnya dengan stigma yang sangat tak pantas. Tatkala seorang teman yang tak menyapa ketika berpapasan dengannya sekali waktu, seketika kita beropini bahwa ia sombong. Padahal di balik itu, ia terkadang sedang dirundung masalah besar, bersedih, atau juga tak melihat kita. Di saat seorang teman tak memberi kita pinjaman uang, seketika kita menduga bahwa ia pelit. Padahal di balik itu ia sedang berusaha mendapatkan banyak uang untuk kebutuhan ibunya atau untuk membayar utang-utangnya. Di saat seorang karib tak memenuhi undangan kita, terlintas di benak jika ia seorang yang tak menghargai. Padahal di balik itu, dia mendapatkan sebuah tanggungan yang harus segera diselesaikan hari itu juga sementara ia sungkan untuk memohon izin dikarenakan penghormatannya.Penyebab retaknya ukhwah dengan sesama salah satunya disebabkan urusan salah persepsi. Lalu melahirkan saling mencurigai dan saling bersu’udzon. Tak sengaja ketika kita menganggap seseorang berdasarkan persepsi kita maka yang terjadi adalah rasa kekecewaan terhadap semua orangg Sementara tanpa disadari hal ini juga membangkitkan rasa ego sedikit demi sedikit menjadi pribadi yang superior, tanpa cela, dan antikritik. Sampai akhirnya menganggap diri sendiri adalah segalanya. Sang manusia sempurna dan pemilik kebenaran seorang diri, atau kelompoknya semata. Betapa berbahayanya.Jauh-jauh hari Nabi SAW mengingatkan, "Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah seduta-dustanya ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563]. Pesan Nabi tidak sekadar nasihat biasa. Beliau mewanti-wanti supaya umatnya selalu menjaga diri. Betapa gelisahnya Nabi jika mengetahui ada diantara umatnya yang saling merendahkan sesama.Berburuk sangka termasuk laku yang salah. Ketika seseorang berburuk sangka dan sangkaannya itu benar, maka sama sekali ia tak akan mendapat pahala apapun. Sementara jika ia berburuk sangka dan sangkaannya itu salah, maka pasti atasnya perbuatan dosa. Betapa bahayanya berburuk sangka, menstigmaisasi, dan menghakimi seseorang dari apa yang sedikit pengetahuan kita tentang dia.Bertemu dengan semua orang seharusnya menjadi cermin untuk diri kita untuk lebih baik lagi. Hal ini diawali dengan rasa saling percaya dan berbaik sangka. Ketika bertemu anak kecil, pikirkan bahwa bisa jadi ia jauh lebih baik dari kita, karena di umurnya yang sedikit, ia masih sedikit dosa dan salah. Ketika bertemu dengan orang tua, pikirkan bahwa ia jauh lebih baik dari kita, karena umurnya yang sudah sepuh, berarti ibadahnya pun jauh lebih banyak dibanding kita. Bertemu orang gila sekalipun ada kesempatan bagi kita berpikir positif, bisa jadi ia lebih baik dan lebih dulu masuk surga dibanding kita. Sebab, orang gila itu tidak dibebani syariat oleh Tuhan yang Maha Adil, sehingga ia tanpa cela. Terlebih ketika bertemu dengan manusia yang cacat fisiknya. Orang buta, tuli, bisu, bisa jadi mereka jauh lebih baik dari kita. Mereka tak pernah menggunakan inderanya untuk meliha, mendengar, dan mengucap dosa. Bukankah mereka lebih selamat di dunia dan akhirat? Lalu masihkah ada kesempatan kita merasa jauh lebih baik, lalu terbersit angkuh dan sombong, dan kemudian merendahkan manusia lainnya, bahkan kemudian menganggap bahwa pemilik kebenaran sempurna adalah sosok diri sendiri seorang? Wajarkah?Semoga bermanfaat.

Jumat, 10 November 2017

IMAM MALIK BIN ANAS MENANGIS

Satu rawi di sebutkan bahwasanya satu ketika pada bulan Ramazan pada saat berbuka puasa Imam Malik bin Anas menangis tersedu-sedu hingga bercucuran air matanya membasahi janggut, lalu salah satu muridnya bertanya : ''Wahai guru yg mulia, ada apakah gerangan sehingga engkau menangis sedemikian sedih serta menyayat hati kami ?, Apakah ada di antara kami yg membuat hatimu sedih, atau hidangan yang ada saat ini kurang berkenan tanya si murid ?” Imam Malik menjawab : ''Tidak, tidak, wahai murid-muridku, Sungguh kalian adalah murid-murid terbaikku dan sangat patuh padaku, bahkan hidangan ini adalah sangat mewah wahai Murid ku: ''Lalu gerangan apakah Yang membuatmu menangis sedemikian dahsyatnya wahai guru kami tercinta tanya lagi si murid?”. Imam Malik menjawab lagi: ''Sungguh aku pernah berbuka puasa dengan guruku Al-Imam Ja'far As-saadiq cucu baginda Rasulullah, dengan makanan yang teramat nikmat seperti saat ini, beliau berkata sambil terisak:

"Wahai ibnu anas (imam malik), tahukah engkau, bahwasanya rasulullah terkadang berbuka puasa hanya dengan 3 butir kurma dan air, tetapi rasulullah tetap merasa sangat nikmat penuh syukur, bahkan sering kali rasulullah saw berbuka puasa hanya dengan sebutir kurma dan dibagi dua dengan istri tercinta aisyah. Dan sungguh rasulullah saw tetap merasa nikmat penuh syukur"

"Rasulullah saw sedikit makan sahur dan sedikit pula saat berbuka puasa, Rasulullah saw sangat banyak beribadah dan bersyukur, rasulullah selalu mendoakan kita umatnya yang sering lalai dan melupakan beliau. Sedangkan hari ini kita dipenuhi dengan makanan yang nikmat dalam berbuka puasa, akan tetapi sangatlah jauh dari rasa syukur dan ibadah".

Imam Malik: tahukah kalian setelah berkata seperti itu, guruku manusia yg mulia itu (Al imam Ja'far as-saadiq) pingsan karena tidak mampu mengenang perjuangan dan akhlak Rasulullah saw. ..semoga allah senantiasa memberi hidayah kepada kita untuk selalu bersyuk

BERBUAT BAIK TIDAK MERENDAHKAN YANG LAEN


  Ketika mengajar di kelas, ahli Matematika, filsuf dan peletak dasar ilmu mantiq, Aristoteles membuat sebuah garis. Ia lalu berkata kepada para muridnya, “Wahai muridku, siapa yang bisa memperpendek garis yang aku buat ini?”
Para murid lalu maju satu per satu dan mencoba memecahkan teka-teki yang diberikan gurunya. Ada seorang murid yang segera menghapus setengah dari garis itu. Melihat itu, sang guru tampak belum membenarkan jawaban si murid.
Lalu majulah murid yang lain. Murid ini juga menghapus setengah dari garis yang sudah dihapus, sehingga sekarang garis itu tinggal seperempat panjangnya dari garis yang dibuat Aristoteles.
Ternyata jawaban itu pun belum dianggap tepat oleh sang guru. Aristoteles pun kembali menantang muridnya. Hingga majulah salah satu muridnya yang tak lain adalah Iskandar Zulkarnain.
Berbeda dari murid-murid sebelumnya yang mengambil penghapus dan segera menghapus garis yang ada, Iskandar Zulkarnain malah membuat garis yang lain yang lebih panjang daripada yang dibuat gurunya. Dibandingkan dengan garis baru ini, tampaklah garis yang dibuat Aristoteles semakin pendek.
Melihat garis yang dibuat Iskandar Zulkarnain, barulah sang guru terlihat puas. Jawaban Iskandar Zulkarnain sebagai jawaban yang benar. 
Kejadian tersebut membawa pesan bahwa untuk mengatasi persoalan atau menghadirkan maslahat, tak harus dengan merusak. Kita dapat membuat kebaikan tanpa menjelek-jelekkan orang lain. Kita juga bisa memperoleh kebahgiaan tanpa harus menyakiti sedikit pun perasaan orang lain.
Di dalam Islam, kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Dan demikianlah hendaknya yang selalu kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari...insya allah semoga allah selalu menuntun kita pada kebaikan...amin yarabbal álamin...

Kamis, 09 November 2017

NASEHAT TENTANG POpULARITAS



  (Ibnu Athaillah al skandari) mengatakan Kuburlah dirimu di tanah kerendahan karena sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (ditanam) hasilnya kurang sempurna” (Ibnu Atha’illah al-Iskandari)


Maksud “tanah kerendahan” adalah tanah di mana popularitas tak tumbuh subur. Maksud “kuburlah dirimu di sana” adalah kau tidak usah menempuh sebab-sebab popularitas, seperti menawarkan dirimu untuk sebuah jabatan yang membuatmu terkenal, kau harus merendah hati dan jangan mencari kedudukan tertentu. Jangan memandang jabatan yang sedang kau sandang sebagai hal yang besar. Yakinlah bahwa kebaikan akan kau dapatkan saat kau meninggalkan itu semua. Namun jangan kau tinggalkan itu semua, kecuali atas bimbingan gurumu atau atas izin Tuhanmu.

Ibnu Atha’illah memberi contoh tentang hal itu dengan ungkapan, “sesuatu yang tumbuh tanpa dikubur (benihnya) hasilnya kurang sempuna” maksudnya, benih yang tidak ditanam dalam-dalam hanya akan tumbuh lemah, kering, dan tak bisa dimanfaatkan. Bahkan mungkin benih itu akan mudah dimakan oleh burung atau binatang lain sebelum tumbuh menjadi tanaman.


Demikian pula seorang salik, jika ia mencari-cari popularitas di awal, jarang yang berhasil diakhir. Semakin ia merendahkan diri maka maqam ikhlas akan semakin cepat diraihnya. Bila sejak awal ia mendasari segala urusannya atas sikap menjauh dari makhluk, tidak mau dikenang, tidak suka popularitas, dan memilih untuk bersama Tuhannya, ia akan bersama Tuhannya. Jika Tuhan berkehendak, Dia akan memunculkannya dan menjadikannya terkenal. Jika tidak, Dia akan menutupinya dan membuatnya tidak dikenal.



Abu al-Abbas rahimahullah berkata, “siapa yang menginginkan popularitas, ia adalah budak popularitas. Siapa yang mencintai para penguasa, ia akan menjadi budak penguasa. Siapa yang menyembah Allah, baginya sama saja, terkenal ataupun tidak”. (Ulasan oleh Syaikh Abdullah asy-Syarqawi al-Khalwati).

Wallahua'lam.




Rabu, 08 November 2017

BAHAYA MENGGUNAKAN CANGKIR YANG RETAK



   Belajarislam.com  ~ diriwayatkan sebuah hadist dari abu said al-khudri, bahwa ia menceritakan yang artinya, "Rasulullah melarang minum dari bagian cangkir yang terpecah dan melarang untuk bernapas dalam air minum(meniup minuman)" ini termasuk Ketika yanK dianjurkan demi kemashlahatan orang yang minum, karena minum melalui cangkir yang retak memiliki beberapa bahaya diantara nya adalah:


 Pertama, 
kotoran yang biasa nya ada di permukaan air,maka akan terkumpul dibagian cangkir yang retak atau pecah lain hal nya bagian cangkir yang masih mulus.
Ke 2, cangkir yang retak itu mengganggu saat minum,minum melalui bagian cangkir yang retak atau pecah tidak bisa optimal dan baik.
Ke 3,kotoran dan sejenis nya biasa terkumpul dibagian cangkir yang pecah,karena tidak ikut terbersihkan saat di cuci, sebagaimana cangkir yang masih baik.
Ke 4, bagian yang retak adalah bagian yang jelek pada cangkir,yakni lokasi yang paling tidak bagus sehingga harus dihindari 
Ke5,bisa jadi bagian yang pecah itu memiliki belahan atau bagian yang runcing yang bisa melukai mulut.dan masih banyak lagi bahaya-bahaya nya.

Kunjungi juga : tataislam.com  

  Adapun meniup di dalam air minum,resikonya adalah menimbulkan bau busuk pada air minum yang tidak disukai orang lain,terutama sekali orang yang bau mulut nya mengalami perubahan buruk.intinya, secara umum, napas orang yang minum akan tercampur kedalam air tersebut.

Demikian lah hikmah dari larangan meminum dari cangkir yang retak,semoga bermanfaat bagi antum-antum sekalian